TrendNews – Dikenal sebagai rumah produksi yang mengangkat isu-isu kekinian dalam genre drama, Sinemaku Pictures kali ini mengeksplorasi genre yang berbeda, namun tidak meninggalkan ciri khas dramatis yang menjadi tanda tangan mereka.
“Temurun” menjadi tonggak sejarah bagi Sinemaku Pictures, bukan hanya sebagai film horor pertama dari rumah produksi tersebut, tetapi juga sebagai debut sutradara panjang Inarah Syarafina.
Inarah, seorang sutradara wanita, kembali menarik perhatian publik setelah absen cukup lama dari industri film tanah air.
Sebelumnya dikenal lewat film-film pendek dengan nuansa drama, kehadiran Inarah di kursi sutradara “Temurun” membawa angin segar bagi industri perfilman Indonesia.
Dalam “Temurun”, Inayah berhasil menyajikan horor yang tidak hanya berkutat pada ketakutan akan makhluk gaib, tetapi juga menghadirkan konflik-konflik realistis dalam sebuah keluarga.
Menurut Bryan Domani, salah satu pemain utama dalam film ini, pendekatan yang digunakan dalam “Temurun” berhasil memadukan elemen horor dengan nuansa dramatis yang kental.
“Saya merasa bahwa sajian horor di film ini tak semata-mata terkekang oleh ketakutan dari makhluk halus, namun konflik realis yang terjadi di sekitar kita merupakan definisi horor yang nyata,” ungkap Bryan.
Tidak hanya dari segi penyutradaraan, kisah dramatis dalam “Temurun” juga diwarnai oleh peran Vontian Suwandi sebagai penulis naskah.
Dalam debutnya sebagai penulis film panjang, Vontian mengaku telah menghabiskan waktu kurang lebih satu tahun untuk mengembangkan naskah ini.
“Saya coba dekatkan kisah keluarga yang ada di dalam film ‘Temurun’ ini dengan apa yang sebenarnya sering terjadi di luaran sana. Drama dan tensi, dinamika antara kakak dan adik yang tidak akur, itu semua sangat-sangat dekat gitu dengan kita di dunia nyata,” jelas Vontian.
